Selasa, 12 Mei 2009

Analisis Modal Kerja Perusahaan dan Cash Conversion Cycle

PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN BAKRIE and BROTHER tbk (BNBR)
Bakrie & Brothers saat ini merupakan perusahaan publik dengan tiga bisnis inti yaitu sektor infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan. Didukung oleh sekitar 20.000 tenaga kerja, lebih dari 7000 pemegang saham, baik institusi maupun ritel, serta kapasitas pasar sekitar Rp 7.8 triliun pada akhir 2007, persero telah mengukuhkan kedudukan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Perjalanan persero dibidang bisnis ini bermula pada tahun 1942, saat Bakrie & Brothers didirikan sebagai perusahaan perdagangan umum dan keagenan. Pada akhir tahun 1959, perseroan menjadi pelopor dalam industri pipa baja di indonesia. Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, menambah ke beberapa sektor lainnya, seperti konstruksi, perkebunan, petrokimia, perdagangan, pertambangan, panngan, komponen otomotif, produk bangunan dan telekomunikasi di indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 1989 Bakrie & Brothers melakukan penawaran saham perdana di bursa efek Jakarta.
Menyusul suksesnya restrukturisasi ditahun 2001, persero merombak portofolio dengan memfokuskan usaha pada tiga sektor inti: infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan, perseroan memiliki komitmen unuk melakukan investasi pada ketiga sektor tersebut dengan penyesuaian portofolio sesuai optimalisasi aset melalui investasi pada industri consumen driven dengan potensi pertumbuhan yang menarik, juga melalui penciptaan yang efisiensi operasi serta peningkatan utilisasi pada investasi yang bersifat project driven.
Menyongsong peluang dan tantangan di masa depan. Perseroan siap menghadapai tantangan global dengan berbekal pada human capital yang kompeten, bernilai tambah serta berkualitas tinggi. Bersama dengan seluruh sumber daya yang dimiliki, perseroan akan terus meningkatkan efisiensi serta layanan yang memenuhi standar internasional. Melangkah maju menjadi perseroan yang memberikan nilai tambah pemakai kepantingannya, memberi manfaat bagi komunitas, serta menjadi inspirasi bagi perusahaan lain.
Bakrie & Brothers selalu memilki komitmen menciptakan dan mempertahankan budaya kesempurnaan atas setiap produk yang Bakrie & Brothers selalu hasilkan, setiap layanan yang Bakrie & Brothers berikan dan setiap individu yang menjadi bagian Bakrie & Brothers. Misi Bakrie & Brothers bukan semata-mata mencari keuntungan tetapi lebih dari itu Bakrie & Brothers selalu berusaha menciptakan nilai tambah kepada setiap stakeholder Bakrie & Brothers dengan selalu memberikan layanan yang efisien dan menguntungkan Bakrie & Brothers. selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dalam setiap bidang usaha yang Bakrie & Brothers kelola dan setiap perusahaan yang Bakrie & Brothers kendalikan. Bagi Bakrie & Brothers menjadi yang terdepan bukan berarti kebesaran semata tetapi lebih sebagai upaya untuk mencapai tingkat pelayanan yang lebih baik lagi melalui pengguna sumber daya yang optimal.
Bakrie & Brothers menjalankan tiga bidang usaha utama yaitu infrastrktur, telekomunikasi dan perkebunan dengan standar kesempurnaan, dan membangun proses bisnis dengan budaya yang berorientasi pada kinerja. Bakrie & Brothers berusaha memberi nilai tambah kepada setiap stakeholder dengan mengoptimalkan sinergi di dalam setiap unit- unit usaha, serta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaannya yang telah diakui di dunia internasional. Visi Bakrie & Brothers menjadi pemain terdepan yang dapat memberikan kontribusi besar dalam pembangunan di Indonesia dan bersaing ditingkat dunia melalui kompetensi yang tinggi serta berkesinambungan.

ANALISIS CCC (Cash Conversion Cycle)

Model siklus konversi kas berfokus pada rentang waktu yang terjadi ketika perusahaan melakukan pembayaran dan menerima arus kas masuk dan merumuskan langkah-langkah. Model ini terdiri dari 3 elemen yaitu :
1.Periode konversi persediaan (inventory conversion period) adalah rata-rata yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang tersebut. Dari data perhitungan yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi hingga barang terjual pada tahun 2004 adalah 55 hari. Pada tahun 2005 perusahaan mengalami kemunduran dalam periode konversi persediaan. Hal ini dapat terlihat dari kenaikan periode menjadi 73 hari dari 55 hari. Namun pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan mengalami kemajuan dengan semakin pendek periode konversi persediaan.
2.Periode penerimaan piutang (receivables conversion period) adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang perusahaan menjadi kas yaitu untuk menerima kas setelah terjadi penjualan. Berdasarkan data perusahaan dapat dilihat bahwa pada tahun 2004, periode penerimaan piutang selama 1207 hari dan pada tahun 2005 mengalami kemunduran dengan periode penerimaan piutang selama 1370 hari. dan 2007 mengalami kemunduran dengan periode penerimaan piutang selama 1110 hari. Pada tahun 2006 perusahaan mengalami kemajuan dengan dengan makin pendek periode penerimaan piutang sebesar 1093 hari. Semakin singkat periode penerimaan piutang maka semakin kecil pula nominal cash conversion cycle yang berarti semakin besar pula dana yang dapat digunakan untuk mendanai biaya operasional perusahaan yang pada akhirnya dapat mengulangi kembali siklus ini.
3.Periode penanggguhan utang (payables deferral method) adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku dan pembayaran tenaga kerja. Dilihat dari data yang kita peroleh maka dapat kita simpulkan bahwa pada tahun 2004 periode penagguhan utang selama 76 hari dan pada tahun 2005 bertambah menjadi 98 hari. Pada tahun 2006 perusahaan mengalami penurunan sehingga menjadi 47 hari. Pada tahun 2007, periode penangguhan utang selama 56 hari. Semakin besar periode penangguhan utang maka semakin baik bagi perusahaan sehingga periode penangguhan dari tahun 2004-2007, paling baik pada tahun 2007.
CCC yang terbaik pada tahun 2007 selama 1106 hari karena semakin kecil CCC maka semakin baik perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan adalah mempersingkat siklus konversi kas secepat mungkin tanpa mengganggu operasi. Semakin tinggi CCC maka akan semakin tinggi biaya pendanaan eksternal. Siklus konversi kas atau CCC dapat dipersingkat dengan cara :
1.Mengurangi periode konversi persediaan dengan memproses dan menjual barang secara lebih cepat.
2.Mengurangi periode penerimaan piutang dengan mempercepat penagihan.
3.Memperpanjang periode penangguhan utang dengan memperlambat pembayaran yang dilakukan.
Sepanjang tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan tanpa memperbesar biaya atau menekan penjualan maka sebaiknya dilakukan oleh perusahaan.

MODAL KERJA (Working Capital Management)

Modal kerja terdiri atas 4 komponen yang ada pada aktiva-aktiva jangka pendek yaitu berupa kas, sekuritas, persediaan, dan utang. Aktiva lancar dibutuhkan untuk menjalankan bisnis dan semakin besar kepemilikan atas aktiva lancar maka semakin kecil perusahaan menghadapi bahaya kekurangan aktiva tersebut sehingga semakin rendah risiko operasinya. Akan tetapi, memiliki modal kerja membutuhkan biaya. Jika persediaan terlalu besar maka perusahaan akan memiliki aktiva yang menghasilkan pengembalian nol atau bahkan negative jika biaya penyimpanan dan kerusakannya tinggi. Dan perusahaan harus mendapatkan modal untuk membeli aktiva seperti persediaan yang membutuhkan biaya. Kebijakan modal kerja mengacu kepada keputusan-keputusan yang berkaitan dengan aktiva lancar dan pendanaannya.
Berdasarkan data perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja terbanyak pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 4.195.126.042.000 dan modal kerja terendah pada tahun 2004 sebesar Rp. 576.830.913.000.

KESIMPULAN

Perusahaan pada umumnya mengikuti sebuah siklus dimana perusahaan membeli persediaan , menjual barang dagangan secara kredit, dan kemudian menagihkan piutangnya. Siklus ini disebut dengan siklus konversi kas yang berfokus pada rentang waktu yang terjadi ketika perusahaan menerima pembayaran dan menerima arus kas masuk. Siklus konversi kas terdiri dari 3 elemen yaitu periode konversi persediaan, periode penerimaan piutang, dan periode penangguhan utang. Kebijakan modal kerja yang baik dirancang untuk meminimalkan waktu di antara pengeluaran kas untuk bahan baku dan penagihan kas dari penjualan yang disebut dengan CCC (Cash Conversion Cycle).
Pada PT Bakrie n Brother, kita dapat melihat bahwa periode konversi persediaan dari tahun 2004-2007 dapat kita simpulkan bahwa paling baik pada tahun 2007 selama 3,03 tahun. Periode penerimaan piutang paling baik pada tahun 2004 selama 3,25 tahun dan periode penangguhan utang paling baik pada tahun 2007 selama 3,03. CCC semakin baik bila waktunya semakin pendek sehingga kita bisa memperlama periode penangguhan utang sebagai pengurang dari CCC. CCC yang terbaik pada tahun 2007 yaitu selama 3,03 tahun.
Tujuan perusahaan adalah mempersingkat siklus CCC untuk meningkatkan laba karena semakin lama siklus CCC maka akan semakin tinggi kebutuhan pendanaan eksternal dan semakin besar biaya yang dibutuhkan. Maka dapat disimpulkan bahwa PT Bakrie n brother membutuhkan rata-rata waktu 1000 hari.
Manajemen modal kerja berkaitan dengan manajemen aktiva lancar, kas, piutang dan persediaan dan prosedur pendanaan aktiva tersebut. Perusahaan dituntut untuk selalu mengelola modal kerja dengan baik untuk dapat meraih laba sesuai target. Perusahaan harus menjaga biaya persediaan agar tetap rendah namun perusahaan harus mencari cara untuk memperlancar arus persediaan dan memaksimalkan rasio perputarannya. Manajemen dengan manajemen modal kerja yang baik dapat mengangkat harga saham. Dapat dilihat bahwa Bakrie n Brother Tbk memiliki jumlah modal kerja terbanyak pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp4.195.126.042.000,00 dan jumlah modal kerja terendah pada tahun 2004 sebesar Rp. 576.830.913.000,00.

Selasa, 28 April 2009

Penutupan Harga Saham

PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN BAKRIE and BROTHER tbk (BNBR)
Bakrie & Brothers saat ini merupakan perusahaan publik dengan tiga bisnis inti yaitu sektor infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan. Didukung oleh sekitar 20.000 tenaga kerja, lebih dari 7000 pemegang saham, baik institusi maupun ritel, serta kapasitas pasar sekitar Rp 7.8 triliun pada akhir 2007, persero telah mengukuhkan kedudukan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Perjalanan persero dibidang bisnis ini bermula pada tahun 1942, saat Bakrie & Brothers didirikan sebagai perusahaan perdagangan umum dan keagenan. Pada akhir tahun 1959, perseroan menjadi pelopor dalam industri pipa baja di indonesia. Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, menambah ke beberapa sektor lainnya, seperti konstruksi, perkebunan, petrokimia, perdagangan, pertambangan, panngan, komponen otomotif, produk bangunan dan telekomunikasi di indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 1989 Bakrie & Brothers melakukan penawaran saham perdana di bursa efek Jakarta.
Menyusul suksesnya restrukturisasi ditahun 2001, persero merombak portofolio dengan memfokuskan usaha pada tiga sektor inti: infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan, perseroan memiliki komitmen unuk melakukan investasi pada ketiga sektor tersebut dengan penyesuaian portofolio sesuai optimalisasi aset melalui investasi pada industri consumen driven dengan potensi pertumbuhan yang menarik, juga melalui penciptaan yang efisiensi operasi serta peningkatan utilisasi pada investasi yang bersifat project driven.
Menyongsong peluang dan tantangan di masa depan. Perseroan siap menghadapai tantangan global dengan berbekal pada human capital yang kompeten, bernilai tambah serta berkualitas tinggi. Bersama dengan seluruh sumber daya yang dimiliki, perseroan akan terus meningkatkan efisiensi serta layanan yang memenuhi standar internasional. Melangkah maju menjadi perseroan yang memberikan nilai tambah pemakai kepantingannya, memberi manfaat bagi komunitas, serta menjadi inspirasi bagi perusahaan lain.
Bakrie & Brothers selalu memilki komitmen menciptakan dan mempertahankan budaya kesempurnaan atas setiap produk yang Bakrie & Brothers selalu hasilkan, setiap layanan yang Bakrie & Brothers berikan dan setiap individu yang menjadi bagian Bakrie & Brothers. Misi Bakrie & Brothers bukan semata-mata mencari keuntungan tetapi lebih dari itu Bakrie & Brothers selalu berusaha menciptakan nilai tambah kepada setiap stakeholder Bakrie & Brothers dengan selalu memberikan layanan yang efisien dan menguntungkan Bakrie & Brothers. selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dalam setiap bidang usaha yang Bakrie & Brothers kelola dan setiap perusahaan yang Bakrie & Brothers kendalikan. Bagi Bakrie & Brothers menjadi yang terdepan bukan berarti kebesaran semata tetapi lebih sebagai upaya untuk mencapai tingkat pelayanan yang lebih baik lagi melalui pengguna sumber daya yang optimal.
Bakrie & Brothers menjalankan tiga bidang usaha utama yaitu infrastrktur, telekomunikasi dan perkebunan dengan standar kesempurnaan, dan membangun proses bisnis dengan budaya yang berorientasi pada kinerja. Bakrie & Brothers berusaha memberi nilai tambah kepada setiap stakeholder dengan mengoptimalkan sinergi di dalam setiap unit- unit usaha, serta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaannya yang telah diakui di dunia internasional. Visi Bakrie & Brothers menjadi pemain terdepan yang dapat memberikan kontribusi besar dalam pembangunan di Indonesia dan bersaing ditingkat dunia melalui kompetensi yang tinggi serta berkesinambungan.


ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR MODAL DENGAN NILAI PERUSAHAAN

Laporan keuangan disajikan oleh perusahaan dengan tujuan untuk memberikan informasi seperti,tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas perusahaan dan lain-lain, yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, diantaranya; investor, bagian intern dan ekstern perusahaan, stakeholder dll. Informasi tentang laporan keuangan digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Salah satu diantaranya BNBR menyajikan juga penutupan harga saham dan sebelum penutupan harga sahamnya. Disini kita dapat melihat bagaimana perkembangan penutupan harga saham BNBR.


Harga penutupan sahamnya disini sangat terlihat jelas. Pada tahun 2004 relatif sama, dengan awal tahun 2005, ditengah tahun 2005 harga penutupan saham meningkat 200 dari tahun sebelumnya,namun peningkatan ini tidak bertahan lama, karena pada bulan September harga penutupan sahamnya menurun kembali. Walaupun penurunnya cukup sedikit. Naik turunnya harga penutupan saham ini terus terjadi sampai tahun 2007 dimana disitu mulai meningkat dan harganya jauh diatas tahun 2005. sedangkan tahun 2008 menurun sangat drastis, ini dikarenakan adanya krisis keuangan diamerika.sehingga sangat berpengaruh terhadap harga saham.
Debt to equity ratio (Rasio Utang Terhadap Ekuitas)

Rasio utang terhadap ekuitas mengalami penurunan di tahun 2004 dan 2008 jika dibandingkan tahun sebelunya. Semakin rendah rasio, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham,dan semakin besar perlindungan bagi kreditor jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar.
Perbedaan harga penutupan dan debt to equity ratio adalah terletak pada awal tahun 2004. Dimana debt to equity menunjukkan peningkatan sedangkan penutupan harga sahamya menunjukan penurunan.dikarenakan karena krisis financial global diamerika serikat. Sehingga mempengaruhi harga saham.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa, harga penutupan dan debt to equity dapat dikatakan memiliki rata-rata yang sama. Yaitu anik turan, dan mengalami peningkatan pada tahun 2007 dan menurun sangat dratis pada tahun 2008. Penurunan ini disebabkan oleh adanya krisis financial global yang berasal dari Amerika Serikat, krisis ini memberikan dampak yang sangan besar terhadap kondisi keuangan BNBR.

















LAMPIRAN

Date Closing Price Debt To Equity Ratio
12/30/2004 40 1.164150192
12/29/2005 120 0.572862337
12/28/2006 155 0.706235169
12/28/2007 290 1.476904624
12/30/2008 50 0.623876198

Selasa, 03 Maret 2009

PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN BAKRIE and BROTHER tbk (BNBR)
Bakrie & Brothers saat ini merupakan perusahaan publik dengan tiga bisnis inti yaitu sektor infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan. Didukung oleh sekitar 20.000 tenaga kerja, lebih dari 7000 pemegang saham, baik institusi maupun ritel, serta kapasitas pasar sekitar Rp 7.8 triliun pada akhir 2007, persero telah mengukuhkan kedudukan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Perjalanan persero dibidang bisnis ini bermula pada tahun 1942, saat Bakrie & Brothers didirikan sebagai perusahaan perdagangan umum dan keagenan. Pada akhir tahun 1959, perseroan menjadi pelopor dalam industri pipa baja di indonesia. Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, menambah ke beberapa sektor lainnya, seperti konstruksi, perkebunan, petrokimia, perdagangan, pertambangan, panngan, komponen otomotif, produk bangunan dan telekomunikasi di indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 1989 Bakrie & Brothers melakukan penawaran saham perdana di bursa efek Jakarta.
Menyusul suksesnya restrukturisasi ditahun 2001, persero merombak portofolio dengan memfokuskan usaha pada tiga sektor inti: infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan, perseroan memiliki komitmen unuk melakukan investasi pada ketiga sektor tersebut dengan penyesuaian portofolio sesuai optimalisasi aset melalui investasi pada industri consumen driven dengan potensi pertumbuhan yang menarik, juga melalui penciptaan yang efisiensi operasi serta peningkatan utilisasi pada investasi yang bersifat project driven.
Menyongsong peluang dan tantangan di masa depan. Perseroan siap menghadapai tantangan global dengan berbekal pada human capital yang kompeten, bernilai tambah serta berkualitas tinggi. Bersama dengan seluruh sumber daya yang dimiliki, perseroan akan terus meningkatkan efisiensi serta layanan yang memenuhi standar internasional. Melangkah maju menjadi perseroan yang memberikan nilai tambah pemakai kepantingannya, memberi manfaat bagi komunitas, serta menjadi inspirasi bagi perusahaan lain.
Bakrie & Brothers selalu memilki komitmen menciptakan dan mempertahankan budaya kesempurnaan atas setiap produk yang Bakrie & Brothers selalu hasilkan, setiap layanan yang Bakrie & Brothers berikan dan setiap individu yang menjadi bagian Bakrie & Brothers. Misi Bakrie & Brothers bukan semata-mata mencari keuntungan tetapi lebih dari itu Bakrie & Brothers selalu berusaha menciptakan nilai tambah kepada setiap stakeholder Bakrie & Brothers dengan selalu memberikan layanan yang efisien dan menguntungkan Bakrie & Brothers. selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dalam setiap bidang usaha yang Bakrie & Brothers kelola dan setiap perusahaan yang Bakrie & Brothers kendalikan. Bagi Bakrie & Brothers menjadi yang terdepan bukan berarti kebesaran semata tetapi lebih sebagai upaya untuk mencapai tingkat pelayanan yang lebih baik lagi melalui pengguna sumber daya yang optimal.
Bakrie & Brothers menjalankan tiga bidang usaha utama yaitu infrastrktur, telekomunikasi dan perkebunan dengan standar kesempurnaan, dan membangun proses bisnis dengan budaya yang berorientasi pada kinerja. Bakrie & Brothers berusaha memberi nilai tambah kepada setiap stakeholder dengan mengoptimalkan sinergi di dalam setiap unit- unit usaha, serta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaannya yang telah diakui di dunia internasional. Visi Bakrie & Brothers menjadi pemain terdepan yang dapat memberikan kontribusi besar dalam pembangunan di Indonesia dan bersaing ditingkat dunia melalui kompetensi yang tinggi serta berkesinambungan.



ANALISIS KONDISI SAHAM BNBR
Lasporan keuangan disajikan oleh perusahaan dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Salah satu diantaranya BNBR menyajikan harga penawaran saham (harga pembukaan dan penutupan), volume saham, dan kenaikkan serta penurunan harga saham pada laporan keuangan yang disajikan untuk umum. Para pemegang saham dapat melihat langsung harga saham pada saat pembukaan dan penutupan serta dapat melihat volume harga saham pada saat itu, sehingga para pemegang saham dapat membuat keputusan yang baik untuk membeli atau menjual saham kepada BNBR. Berikut adalah tabel kondisi saham BNBR ;
Tabel harga pembukaan, tertinggi, terendah, penutupan,dan volume perdagangan saham BNBR:
Keterangan
Open
High
Low
Close
Volume
Rata-Rata
190.4465
193.434
185.0377
189.1572
201,884.98
Max
530
530
510
530
148.3469
Min
50
50
50
50
0
St. Deviasi
148.5496
150.8397
143.0322
146.999
326,486.74

Data di atas menunjukkan kondisi harga saham BNBR sejak tanggal 1 januari 2008 sampai denagan 27 februari 2009. Terlihat bahwa, rata-rata harga pembukaan saham BNBR dari tanggal 1 juli 2008 sampai dengan 27 februari 2009 sebesar 190.4465 dan rata-rata harga penutupan saham sebesar 189.1572. Berikut grafik harga pembukaan dan penutupan saham BNBR :
Grafik pembukaan harga saham BNBR per 1 januari 2008 - 27 februari 2009:
Grafik penutupan harga saham BNBR per 1 januari 2008 - 27 februari 2009:
Rata-rata harga penutupan saham lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata harga pembukaan saham dengan selisih sebesar 1.2893. Ini menunjukkan bahwa rata-rata harga saham mengalami penurunan sebesar 1.2893 saat penutupan. Untuk harga maksimum saham saat pembukaan harga saham sebesar 530, dan harga maksimum saham saat penutupan harga saham sebesar 530, yang berarti harga maksimum saat pembukaan dan penutupan saham adalah sama. Begitu pula dengan harga minimum saat pembukaan dan penutupan saham sama besarnya yaitu sebesar 50. Standar deviasi pembukaan harga saham sebesar 148.5496, dan standar deviasi penutupan harga saham sebesar 146.999.
Grafik harga saham tertinggi BNBR per 1 januari 2008 - 27 februari 2009 :
Rata-rata harga saham tertinggi BNBR saat saham beredar adalah sebesar 193.434, sedangkan rata-rata harga saham terendah adalah sebesar 185.0377. Berikut grafik harga saham tertinggi dan harga saham terendah BNBR :
Grafik harga saham terendah BNBRper 1 januari 2008 – 27 februari 2009 :

Untuk harga maksimum saham saham tertinggi adalah sebesar 530, dan harga maksimum saham terendah adalah 510, harga minimum saham tertinggi dan terendah sama besarnya yaitu sebesar 50. Standar deviasi harga saham tertinggi sebesar 150.8397, dan standar deviasi harga saham terendah sebesar 143.0322.

Untuk rata-rata volume harga saham BNBR terhitung selama delapan bulan sejak 1 januari 2008 sampai dengan 27 februari 2009 sebesar 201,884.98. Sedangkan volume harga saham maksimal BNBR sebesar 148.3469. Namun volume harga saham minimumnya sebesar 0, karen harga saham minimum pada harga pembukaan, penutupan, tertiggi dan terendah saham BNBR adalah sama yaitu sebesar 50. Jumlah angka yang sama ini membuat volume harga saham 0 dan tidak mengalami perubahan (naik atau turun). Dan volume standar deviasi saham BNBR sebesar 326,486.74. Berikut adlah grafik volume harga saham BNBR :
Grafik volume harga saham BNBR per 1 januari 200 - 27 februari 2009 :



KESIMPULAN

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa, rata-rata harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah saham BNBR mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak terlalu banyak mulai dari tanggal januari 2008 sampai dengan september 2008, namun setelah oktober 2008 mengalami penurunan yang terus menurus, dan mengalami penurunan lagi yang sangan drastic pada bulan November 2008 hingga 27 Februari 2009. Penurunan ini disebabkan oleh adanya krisis financial global yang berasal dari Amerika Serikat, krisis ini memberikan dampak yang sangan besar terhadap kondisi keuangan BNBR.

Minggu, 15 Februari 2009

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Veronica Novriana Susanti / 15395

Selasa, 10 Februari 2009

Ringkasan bakrie & brother n laporan keuangan

SEJARAH SINGKAT TENTANG BAKRIE and BROTHER tbk

Bakrie & Brothers saat ini merupakan perusahaan publik dengan tiga bisnis inti yaitu sektor infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan. Didukung oleh sekitar 20.000 tenaga kerja, lebih dari 7000 pemegang saham, baik institusi maupun ritel, serta kapasitas pasar sekitar Rp 7.8 triliun pada akhir 2007, persero telah mengukuhkan kedudukan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.

Perjalanan persero dibidang bisnis ini bermula pada tahun 1942, saat Bakrie & Brothers didirikan sebagai perusahaan perdagangan umum dan keagenan. Pada akhir tahun 1959, perseroan menjadi pelopor dalam industri pipa baja di indonesia. Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, menambah ke beberapa sektor lainnya, seperti konstruksi, perkebunan, petrokimia, perdagangan, pertambangan, panngan, komponen otomotif, produk bangunan dan telekomunikasi di indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 1989 Bakrie & Brothers melakukan penawaran saham perdana di bursa efek Jakarta.

Menyusul suksesnya restrukturisasi ditahun 2001, persero merombak portofolio dengan memfokuskan usaha pada tiga sektor inti: infrastruktur, telekomunikasi dan perkebunan, perseroan memiliki komitmen unuk melakukan investasi pada ketiga sektor tersebut dengan penyesuaian portofolio sesuai optimalisasi aset melalui investasi pada industri consumen driven dengan potensi pertumbuhan yang menarik, juga melalui penciptaan yang efisiensi operasi serta peningkatan utilisasi pada investasi yang bersifat project driven.

Menyongsong peluang dan tantangan di masa depan. Perseroan siap menghadapai tantangan global dengan berbekal pada human capital yang kompeten, bernilai tambah serta berkualitas tinggi. Bersama dengan seluruh sumber daya yang dimiliki, perseroan akan terus meningkatkan efisiensi serta layanan yang memenuhi standar internasional. Melangkah maju menjadi perseroan yang memberikan nilai tambah pemakai kepantingannya, memberi manfaat bagi komunitas, serta menjadi inspirasi bagi perusahaan lain.

Bakrie & Brothers selalu memilki komitmen menciptakan dan mempertahankan budaya kesempurnaan atas setiap produk yang Bakrie & Brothers selalu hasilkan, setiap layanan yang Bakrie & Brothers berikan dan setiap individu yang menjadi bagian Bakrie & Brothers. Misi Bakrie & Brothers bukan semata-mata mencari keuntungan tetapi lebih dari itu Bakrie & Brothers selalu berusaha menciptakan nilai tambah kepada setiap stakeholder Bakrie & Brothers dengan selalu memberikan layanan yang efisien dan menguntungkan Bakrie & Brothers. selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dalam setiap bidang usaha yang Bakrie & Brothers kelola dan setiap perusahaan yang Bakrie & Brothers kendalikan. Bagi Bakrie & Brothers menjadi yang terdepan bukan berarti kebesaran semata tetapi lebih sebagai upaya untuk mencapai tingkat pelayanan yang lebih baik lagi melalui pengguna sumber daya yang optimal.

Bakrie & Brothers menjalankan tiga bidang usaha utama yaitu infrastrktur, telekomunikasi dan perkebunan dengan standar kesempurnaan, dan membangun proses bisnis dengan budaya yang berorientasi pada kinerja. Bakrie & Brothers berusaha memberi nilai tambah kepada setiap stakeholder dengan mengoptimalkan sinergi di dalam setiap unit- unit usaha, serta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaannya yang telah diakui di dunia internasional. Visi Bakrie & Brothers menjadi pemain terdepan yang dapat memberikan kontribusi besar dalam pembangunan di Indonesia dan bersaing ditingkat dunia melalui kompetensi yang tinggi serta berkesinambungan.





Liquidity

2004

2005

2006

2007

Current Ratio

0.476029

1.468372

1.939575

1.251071

Quick Ratio

0.361893

1.120211

1.575507

1.121096

Cash Ratio

0.097372

0.362421

0.440966

0.263619


Pada model likuiditas ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu :

  1. Current Ratio (rasio lancar)

Rasio lancar pada tahun 2004 sampai dengan pada tahun 2006 terlihat sangat efektif ini dikarenakan rasio lancar mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh aktiva lancar yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kewajiban lancar, maka rasio lancar memberikan indikator terbaik.Sedangkan pada tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0.688504 ini disebabkan oleh adanya permasalahan perusahaan dimana aktiva lancar tidak dapat meningkat dengan cepat sedangkan kewajiban lancarnya dapat meningkat dengan cepat. Sehingga mengalami penurunan.

  1. Quick Rasio (rasio cepat)

Rasio cepat pada tahun 2004 sampai dengan pada tahun 2006 terus meningkat ini disebabkan oleh besarnya piutang usaha yang tidak dapat ditagih sehingga perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban lancarnya, dan harus melikuidasi persediaan. Sedangkan pada tahun 2006 ke tahun 2007 lebih rendah atau menurun ini disebabkan oleh piutang usaha yang dapat ditagih sehingga perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya, tanpa harus melikuidasi persediaan.

  1. Cash Rasio (rasio kas)

Rasio cepat pada tahun 2004 sampai dengan pada tahun 2006 terus meningkat ini disebabkan oleh kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek sangat baik. Sedangkan dari tahun 2006 sampai tahun 2007 menurun ini disebabkan kemampuan perusahaan membayar utang menurun.




Efficiency

2004

2005

2006

2007

Average Collection Period

58.43954

11.01725

25.70689

23.14945

Account Receivables Turnover

6.245771

33.12986

14.19853

15.76711

Total Asset Turnover

0.012201

0.018642

0.02105

0.018849

Inventory Turnover

6.609156

4.940366

6.601629

7.069825

Fixed Asset Turnover

0.027905

0.041908

0.049427

0.040641


Pada model efisisen ini terdiri dari 4 kelompok:

  1. Average Collection Period ( periode penagihan rata-rata)

Periode penagihan rata-rata pada tahun 2004 ini sangat buruk dibandingkan dengan tiga tahun lainnya, ini disebabkan oleh periode penagihan yang terlalu lama, sehingga mengakibatkan dana perusahaan yang sebenarnya dapat untuk investasi dalam aktiva produktif. Sedangkan pada tahun 2005 ini sangat baik dibandingkan dengan tahun 2004,2006 dan 2007. Karena periode penagihannya sangat cepat. Sehingga tidak akan memakan dana perusahaan. Dan perusahaan dapat menggunakan dananya untuk investasi dalam aktiva produktif.

  1. Account Receivables Turnover ( perputaran piutang dagang)

Rasio perputaran piutang yang paling baik adalah tahun 2005 bila dibandingkan dengan 3 tahun lainnya, sebab semakin tinggi rasio perputaran, semakin pendek waktu antara penjualan kredit dengan penagihan tunainya.

  1. Total Asset Turnover ( perputaran total asset)

Setiap tahun rasio perputaran total aktiva mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2004 sampai dengan 2006. namun pada tahun 2007 rasio mengalami penurunan kembali hampir menyamai besar rasio pada tahun 2005. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan volume bisnis yang cukup dibanding dengan investasi dalam total aktivanya. Perusahan dapat meningkatkan penjualan dan beberapa aktiva harus dilepas atau dapat menjalankan kedua langkah tersebut agar dapat memperbaiki volume bisnis.

  1. Fixed Asset Turnover ( Perputaran aktiva tetap)

Dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 meningkat ini disebabkan oleh manajemen perusahaan berhasil memanfaatkan aktiva tetap. Sedangkan pada tahun 2006 samapi dengan tahun 2007 manajemen perusahaan kurang berhasil memanfaatkan aktiva tetap.




Leverage

2004

2005

2006

2007

Debt Ratio

0.612683974

0.339746069

0.364896677

0.512677142

Equity Ratio

0.37324597

0.593067561

0.516678711

0.347129485

Debt to Equity Ratio

1.641501913

0.572862337

0.706235169

1.476904624

Pada model terdiri dari 3 model yaitu:

  1. Debt rasio (rasio Utang)

Rasio Utang Perusahan pada tahun 2005 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun pada tahun 2006 dan 2007 rasio utang mengalami peningkatan. Ini berarti bahwa perusahaan melakukan pinjaman lebih besar terhadap kreditor di tahun 2006 dan 2007, untuk pembiayaan perusahaan.

  1. Equity Ratio ( Total Ekuitas)

Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh utang yang dilunasi, bisnis perusahaan tumbuh dan mendapat tambahan modal dari anak perusahaan. Sedangkan pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami penurunan.

  1. Debt to equity ratio (Rasio Utang Terhadap Ekuitas)

Rasio utang terhadap ekuitas mengalami penurunan di tahun 2005 dan 2007 jika dibandingkan tahun sebelunya. Semakin rendah rasio, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham,dan semakin besar perlindungan bagi kreditor jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar.



Profitability






2004

2005

2006

2007

Operating Profit Margin

0.057448618

0.08396698

0.141053894

0.163013774

Net Profit Margin

0.216450339

0.106494463

0.049743033

0.042232502

Operating Income Return on Investment

0.013530705

0.032788396

0.070509041

0.060983709

Return on Equity

0.136585306

0.070118804

0.048125076

0.045513983

Return on Assets (ROA)

0.013530705

0.032788396

0.070509041

0.006098384

Times Interest Earned Rasio

0.554318044

1.4291491

4.639444085

3.85829797

Earnings per Share (EPS)

0.075043062

0.053337418

0.039413551

0.040850583


Pada model profitabilitas ini dibagi kedalam 7 kelompok, yaitu:

  1. Operating Profit Margin

Dari tahun 2004 sampai pada tahun 2007 mengalami peningkatan karena perusahaan berhasil meakukan efisiensi dan efektifitas perusahaan.

  1. Net Profit Margin

Dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 mengalami penurunan karena adanya rugi pada anak perusahaan,beban bunga meningkat, tidak adanya penghematan pajak.

  1. Operating Iincome Return On Investment (ROI)

Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) terus meningkat dari tahun ketan-tahun khususnya dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Namun pada tahun 2007 ROI perusahaan mengalami penurunan, hal ini mengkonfirmasikan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan aktiva untuk menghasilkan keuntungan penjualan.

  1. Return On Equity (ROE) (pengambilan atas ekuitas saham biasa)

ROE Pada tahun 2004 sampai tahun 2007 terus trus mengalami penurunan hal ini disebabkan karena adanya penggunaan utang yang lebih besar oleh perusahaan. ROE yang tinggi yaitu ROE tahun 2004 (merupakan ROE tertinggi) mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang baik.

  1. Return On Assest (ROA) (pengambilan atas total aktiva)

Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 ini terlihat sangat baik karena meningkat. Sedangkan pada tahun 2006 ke 2007 ini menurun ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu: Rendahnya basic earning power perusahaan (BEP) perusahaan, dan tingginya biaya bunga karena pengguna kewajiban diatas rata-rata yang menyebabkan laba relative rendah.

  1. Times Inters Earned Rasio (rasio kelipatan pembayaran bunga)

Rasio kelipatan pembayaran bunga pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 meningkat dengan cepat karena dari sini dapat dilihat bahwa perusahaan dapat membayar bunga. sedangkan pada tahun 2006 ke 2007 mengalami penurunan,ini disebabkan oleh laba usaha turun,rupiah melemah dan dollar mengauat.

  1. Earnings Per Share (EPS)

Dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 menurun ini disebabkan oleh adanya laba bersih yang turun terus menerus. Sedangkan tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 meningkat ini disebabkan oleh laba bersih yang meningkat.









Kesimpulan

Perusahaan mengalami penurunan kinerja sehingga kami menyimpulkan dan merekomendasikan untuk menjual saham bakrie & brother. Ini dapat kita lihat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 hampir semua aspek rasio,efisien,leverage,profitabilitas nya menurun dengan cepat.



Senin, 09 Februari 2009

Pentingnya laporan Keuangan

Veronica Novriana Susanti / 15395


Pentingnuya laporan Keuangan karena Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segemen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, laporan keuangan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Pentingnya laporan keuangan bagi manajemen perusahaan diantaranya adalah untuk menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya yang biasanya dinilai/ diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Dengan kata lain laporan keuangan diperlukan oleh manajemen perusahaan untuk menilai seberapa besar hasil-hasil yang telah dicapai, dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa memprediksi bagian keuntungan yang akan diterima serta perkembangan kinerja dari perusahaan yang bersangkutan. Adapun hal yang terpenting bagi manajemen perusahaan bahwa laporan keuangan dimaksud adalah merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

Sabtu, 31 Januari 2009

Laporan Keuangan


laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

  • laporan Neraca Keuangan
  • laporan laba rugi
  • Laporan Perubahan Ekuitas
  • Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa Laporan arus kas atau Laporan arus dana
  • Catatan dan laporan keuangan perusahaan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah laporan aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.selain itu juga biasanya laporan keuangan juga berisi analisis keuangan selama setahun.